Perbedaan Siomay dan Dimsum: Jangan Sampai Salah Lagi!
Jika kamu pencinta makanan kukus, pasti sudah tidak asing dengan dua nama populer ini: siomay dan dimsum. Keduanya kerap dijajakan di gerobak kaki lima, hingga disajikan secara mewah di restoran Chinese food. Namun, tidak sedikit orang yang masih bingung—apa sebenarnya perbedaan antara siomay dan dimsum? Apakah siomay itu bagian dari dimsum? Yuk, kita bahas secara lengkap.
1. Asal Usul: Budaya Timur yang Berbeda Arah
Dimsum berasal dari Tiongkok, tepatnya dari tradisi kuliner Kanton (Cantonese). Istilah dimsum sendiri berarti “menyentuh hati”, dan merujuk pada berbagai hidangan kecil yang biasa disantap bersama teh dalam tradisi yum cha. Dimsum bukan satu jenis makanan, tapi kumpulan dari banyak jenis, seperti hakau, shumai, bakpao, ceker ayam, hingga pangsit goreng.
Sementara itu, siomay yang kita kenal di Indonesia merupakan hasil adaptasi dari salah satu jenis dimsum, yaitu shumai (siu mai). Namun, seiring waktu dan pengaruh lokal, siomay telah bertransformasi menjadi hidangan khas Indonesia dengan rasa dan penyajian yang unik.
2. Bahan Dasar: Dari Daging ke Ikan
Dimsum shumai khas Tiongkok umumnya terbuat dari daging babi cincang, udang, dan kadang dicampur jamur hitam. Semua bahan dibungkus kulit tipis dari tepung gandum, lalu dikukus hingga matang.
Sedangkan siomay Indonesia biasanya menggunakan ikan tenggiri atau ikan laut lainnya sebagai bahan utama. Daging ikan dihaluskan, dicampur tepung tapioka, bumbu rempah, dan kadang ditambahkan sedikit labu siam untuk tekstur. Beberapa penjual juga mengganti ikan dengan ayam, udang, atau bahkan daging sapi agar lebih terjangkau.
3. Penyajian: Minimalis vs Komplet
Dimsum shumai disajikan dalam wadah kukusan bambu, sering kali hanya dengan sedikit kecap asin, saus sambal, atau cuka hitam sebagai pelengkap. Penampilannya minimalis, tetapi elegan.
Sebaliknya, siomay Indonesia disajikan dengan berbagai pelengkap seperti kentang kukus, tahu isi, telur rebus, kol kukus, dan pare. Semua ini disiram bumbu kacang yang gurih-manis-pedas, dan biasanya ditambahkan kecap manis serta perasan jeruk limo untuk kesegaran.
4. Rasa: Oriental Halus vs Nusantara Berani
Dimsum shumai punya rasa yang lembut, gurih, dan ringan. Rasa umaminya lebih menonjol, apalagi bila ditambah dengan saus oriental seperti minyak cabai atau cuka khas Tiongkok.
Siomay, di sisi lain, menawarkan cita rasa yang lebih tegas dan kaya rempah. Bumbu kacangnya memberikan kombinasi manis, asin, dan pedas yang kuat—ciri khas makanan Indonesia. Perbedaan ini membuat siomay terasa lebih berat dan mengenyangkan.
5. Kapan Dimakan?
Di Tiongkok dan restoran Chinese food, dimsum biasanya dinikmati pagi hingga siang hari sebagai brunch bersama teh. Ini bagian dari tradisi yum cha yang juga jadi ajang bersosialisasi.
Siomay bisa dimakan kapan saja—sebagai camilan, makan siang ringan, bahkan lauk nasi. Mudah ditemukan di sekolah, kantor, atau pinggir jalan dengan harga yang terjangkau.
Komentar
Posting Komentar